Filosofi di Balik Tari Topeng Cirebon
Meskipun awalnya hanya dipentaskan di lingkungan kesultanan,
perlahan-lahan Tari Topeng Cirebon berkembang sebagai bagian dari rumpun tarian
rakyat. Karena awalnya bertujuan mendukung penyebaran agama, Tari Topeng
Cirebon mengandung banyak makna tentang ketaatan beragama dan tingkatan manusia
sebagai berikut:
Makrifat: tingkat tertinggi kehidupan manusia yang
perilakunya sudah sesuai dengan syariat agama.
Hakikat: gambaran manusia berilmu yang memahami hak seorang
hamba dan hak Sang Pencipta.
Tarekat: gambaran manusia yang menjalankan agama dalam
perilaku hidupnya sehari-hari.
Syariat: gambaran manusia yang baru mulai mengenal ajaran
Islam.
Filosofi Tari Topeng Cirebon menggambarkan aspek kehidupan
yang sangat luas, mencakup kepribadian, cinta, angkara murka, kepemimpinan,
serta perjalanan hidup manusia dari lahir hingga dewasa.
Prestasi Tari Topeng Cirebon di Tingkat Nasional
Pada Mei 2019 lalu, pertunjukan Tari Topeng Cirebon ternyata
berhasil memecahkan rekor Original Record Indonesia (ORI) untuk kategori penari
terbanyak se-Indonesia dengan kostum Topeng Samba lengkap. Dalam kesempatan
tersebut, pementasan Tari Topeng Samba dan Jaran Larad di halaman Keraton
Kacirebonan turut memeriahkan perayaan ulang tahun Sanggar Seni Sekar Pandan
ke-27. Pertunjukan tari tersebut melibatkan 270 orang penari anak dan remaja.
Elang Heri Komalahadi selaku pimpinan Sanggar Tari Sekar
Pandan sekaligus kreator tari, menjelaskan bahwa Topeng Samba menggambarkan
upaya pencarian ilmu tanpa henti. Sehingga pertunjukan yang berhasil memecahkan
rekor tersebut juga menggambarkan semangat menggali ilmu seni tari tradisional
Cirebon. Sultan Keraton Kacirebonan, Sultan Abdul Gani Natadiningrat,
menyatakan bahwa pergelaran tari spektakuler tersebut merupakan bukti
eksistensi kesenian asli Cirebon. Sang pemimpin Keraton Cirebon juga berharap
pertunjukan tersebut menjadi momentum yang membuat banyak generasi muda
tertarik mempelajari kesenian khas Cirebon.
Upaya pelestarian Tari Topeng Cirebon juga sudah dilakukan
Pertamina sejak tahun 2018. Program Corporate Social Responsibility (CSR) Pertamina
yang bernama Pertamina Budaya bekerja sama dengan Keraton Kacirebonan dan
Yayasan Belantara Budaya Indonesia. Acara tersebut sukses menghimpun lebih dari
260 siswa tari yang mendaftarkan diri sejak hari pertama. Kala itu, kelas tari
tradisional Cirebon yang digagas Pertamina Budaya bisa diikuti oleh siswa tari
berusia 3 tahun hingga 40 tahun. Antusiasme tersebut tentu patut dipertahankan
demi kelestarian kesenian tradisional.
Usai menyimak informasi lengkap seputar Tari Topeng Cirebon,
Anda tentu makin tertarik menyaksikannya secara langsung. Jika punya waktu
senggang, tak ada salahnya mewujudkan rencana liburan ke Cirebon sambil mencari
jadwal pementasan Tari Topeng yang sesuai dengan waktu liburan Anda. Jangan
ngaku pernah berlibur ke Cirebon kalau belum pernah menyaksikan Tari Topeng
Cirebon secara langsung.
0 Komentar