Anda pernah belajar tarian daerah? Atau saat ini sebagai orangtua, Anda
sedang memberikan dukungan kepada si kecil untuk berlatih tari daerah?
Kegemaran menari terutama tarian tradisional menjadi keterampilan dasar.
Selanjutnya, jika ingin mengembangkan minat tari dengan kolaborasi seni tari
modern, sah saja. Tarian menjadi semakin kaya.
Inilah yang ditunjukkan 38 finalis Pemilihan Puteri Indonesia (PPI) 2010 dari 33 provinsi, saat Malam Bakat yang digelar di Bar Mistere, Hotel Ritz-Carlton Jakarta, Selasa (5/10/2010) lalu. Mayoritas perempuan muda ini mengenakan ragam busana daerah asal masing-masing. Dengan antusias, para puteri daerah ini memeragakan keterampilan menari, bernyanyi, membaca puisi, monolog budaya, dan menariknya, sebagian dari peserta mengkolaborasikan tari tradisional dengan tari modern.
Inilah yang ditunjukkan 38 finalis Pemilihan Puteri Indonesia (PPI) 2010 dari 33 provinsi, saat Malam Bakat yang digelar di Bar Mistere, Hotel Ritz-Carlton Jakarta, Selasa (5/10/2010) lalu. Mayoritas perempuan muda ini mengenakan ragam busana daerah asal masing-masing. Dengan antusias, para puteri daerah ini memeragakan keterampilan menari, bernyanyi, membaca puisi, monolog budaya, dan menariknya, sebagian dari peserta mengkolaborasikan tari tradisional dengan tari modern.
Dalam pertemuan Kompas Female dengan dancer profesional Adhisty Juliani
Kampono beberapa waktu lalu, ditemukan fakta bahwa potensi seni tari modern
Indonesia masih dipandang sebelah mata di Asia. Namun, begitu tahu kekayaan
seni tari modern yang dikolaborasikan dengan tari dan budaya tradisional, mata
dunia menjadi lebih terbuka, kata Adhisty.
Kekayaan
tarian khas nusantara semestinya memang dilestarikan oleh anak muda. PPI
mencoba membuktikan anak muda tak melupakan seni budaya tradisional. Caranya
dengan rutin menggelar Malam Seni & Budaya atau Malam Bakat setiap tahun
saat masa karantina calon Puteri Indonesia. Antusiasme anak muda memeragakan
seni tradisi daerah terlihat dari kontestan juga mempersiapkan diri dengan
matang. Anak muda mulai usia 18 tahun menunjukkan bahwa tarian daerah atau seni
tradisional lain menjadi salah satu keterampilannya.
"Setiap
tahun semakin kreatif, dan finalis tampil semakin percaya diri," kata
pendiri Mustika Ratu Mooryati Soedibyo kepada Kompas Female seusai Malam Bakat
PPI 2010. Pernyataan ini diamini Puteri Indonesia 2005 Nadine Candrawinata yang
bertindak sebagai juri Malam Bakat PPI 2010.
"Kreativitas peserta semakin unik. Mereka juga semakin percaya diri
dan berani mengawinkan dua budaya sekaligus dalam tariannya. Seperti peserta
dari Jawa Barat yang melakukan kolaborasi tari tradisional dan modern.
Kontestan tak hanya mahir memeragakan peralatan yang dibawa, tetapi juga
ekspresif," kata Nadine.
Antusiasme anak muda memeragakan seni tradisi daerah terlihat dari kontestan yang mempersiapkan diri dengan matang. Anak muda mulai usia 18 tahun ini menunjukkan bahwa tarian daerah atau seni tradisional menjadi salah satu keterampilannya.
Puteri Indonesia 2009 Qory Sandioriva juga menunjukkan antusiasmenya menyaksikan ragam tarian tradisional ini. Saat menyaksikan kontestan dari Aceh memeragakan paduan Tari Saman dan Tari Seudati, Qory terlihat sumringah.
Antusiasme anak muda memeragakan seni tradisi daerah terlihat dari kontestan yang mempersiapkan diri dengan matang. Anak muda mulai usia 18 tahun ini menunjukkan bahwa tarian daerah atau seni tradisional menjadi salah satu keterampilannya.
Puteri Indonesia 2009 Qory Sandioriva juga menunjukkan antusiasmenya menyaksikan ragam tarian tradisional ini. Saat menyaksikan kontestan dari Aceh memeragakan paduan Tari Saman dan Tari Seudati, Qory terlihat sumringah.
"Hanya orang Aceh yang bisa memeragakan
tarian dari Aceh dengan teknik yang benar," komentarnya atas peragaan tari
yang dibawakan Juliana Puspita (23) dari Aceh.
Tahun depan, dalam ajang yang sama, diharapkan akan lahir lagi generasi
muda yang peduli dengan seni tari tradisional. Persiapan yang lebih matang dan
berbeda dengan keunikan daerah semestinya lebih diangkat lagi.
0 Komentar